Minggu, 22 Januari 2012

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Pentingnya ilmu komunikasi
Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanajang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi
Prof. Wilbur Schramm komunukasi da masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satusama lain. Sebagp tanpa komunikasi tidak mungkin masyarkat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin mengembangkan komunikasi

Mengapa Manusia perlu Komunikasi
Harold D. Lasswel (salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi) 3 alasan mengapa manusia perlu berkomunikasi
- Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungan. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapt mengetahui suatu ejadian atau peristiwa. Bahkan, melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuanya, yakni belajar dari pengalamanya, maupun dari informasi yang diterima dari lingkungan disekitarnya
- Adalah upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkunganya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dngan lingkunganya. Penyesuaian ini bukan saja terjadi pada kemampuan manusia member tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi prilaku manusia, tetapi juga lingkunagn masyarakat dimana manusia hidup dengan tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agra manusia hidup dalam suasana yang harmonis.
- Adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaanya maka anggota masyarakat dituntut ntuk melakukan pertukaran nilai, prilaku peran.

Prof. David K. Berlo dari Michigan State University komunikasi sebagai intstrumen dari interaksi social berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.

Hafied Canggara
- Kita dapat memahami diri kita, dunia kita, dan aspek-aspek dari prilaku umat manusia
- Diharapakan dapat member pengetahuan teori, sehingga dalm praktek kita dapat menjadi pekerja komunikasi yang baik, terampil dan profesionla dalam melaksanakan tugas-tugas yang diemban

Berdasarkan tujuan diatas, makan komunikasi dapat dipandang sebagai seni, ilmu dan lapangan kerja.
1. Nilai estetika yang diterapkan dalam praktek-praktek ilmu komunikai seperti penulisan berita, roman, novel, penyiaran radio dan televise, seni grafika, retorika, acting, penulisan scenario, penulisan buku dsb.
2. Fungsi hiburan (enjoy) yang dapat mengisi waktu luang seseorang, seperti menonton televise, membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio dan semacamnya.

Sebagai ilmu, komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis berdasarkan fakta dan riset. Ia melakukan penyelidikan masalah control dan pengujian menurut kaidah-kaidah ilmiah dan secara normative hasilnya dapat disajikan, dan diterapkan untuk menciptakan dan membina tatanan hidupmanusia agar menjadi lebih baik dalam hidup maupun dalam hidup bermasyarakat.
Sebagai lapangan kerja, komunikasi menjadi profesi dalam berbagai apangan kehidupan yang menjadi sumber mata pencaharian. Misalnya jurnalisti, peblik relation, penulis, penyiar, dosen, artis, periklanan, riset, penerangan, manager kampanye dsb.

PARA TOKOH PENDIRI ILMU KOMUNIKASI
Defenisi Ilmu Komunikasi
Harold D. Laswell (Ilmu Politik): lahir pada 1902, di usia 16 tahun menjadi mahasiswa University of Chicago. la banyak dipengaruhi John Dewey, George Mead, dan Robert Park. la adalah ahli ilmu social Amerika pertama yang tertarik pada bidang psikoanalisis dari Sigmund Freud. Kontribusi Lasswell pada ilmu komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya Propaganda and Communication in World History, yang memuat formulasi yang kelak banyak digunakan dalam riset komunikasi massa: who, says what, in with channel, to whom, with what effect.
Robert E. Park (Filsafat dan Sosiologi): sarjana pada 1887, menjadi wartawan selama 11 tahun. Selama karier kewartawanannya, ia menganalisis perilaku menyimpang pada masyarakat miskin kota. la melihat bagaimana tipe jurnalistik memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial. Perhatiannya sangat besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat umum, mendorongnya mengambil program master di bidang filsafat pada Harvard University dan melanjutkan program doktornya di University of Berlin. Kembali ke Amerika, ia menjadi petugas public relations untuk Congo Reform Association. Pada 1914, ia menjadi staf pengajar di University of Chicago dan memberi perhatian mendalam pada riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas penerbitan surat kabar, yang kemudian dikenal sebagai studi Agenda Setting.
John Dewey (Psikologi dan Filsafat): ia adalah ahli psikologi dan filsafat. Sebagai pengajar dan peneliti di University of Michigan (1884 -1894), Dewey menginginkan adanya surat kabar sebagai alat perubahan sosial. Meskipun surat kabar yang diinginkan Dewey tidak pernah terwujud dalam hidupnya, ia tidak sangsi akan potensi surat kabar untuk membawa reformasi sosial. Charles H. Cooley (Sosiologi): lahir pada 1864. Cooley melihat bahwa proses komunikasi antarpribadi merupakan basis sosialisasi dari studi sosiologi. la meninggal pada 1920, dan sepanjang kariernya melakukan observasi atas hal ini.

Robert E. Park (Filsafat dan Sosiologi): sarjana pada 1887, menjadi wartawan selama 11 tahun. Selama karier kewartawanannya, ia menganalisis perilaku menyimpang pada masyarakat miskin kota. la melihat bagaimana tipe jurnalistik memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial. Perhatiannya sangat besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat umum, mendorongnya mengambil program master di bidang filsafat pada Harvard University dan melanjutkan program doktornya di University of Berlin. Kembali ke Amerika, ia menjadi petugas public relations untuk Congo Reform Association. Pada 1914, ia menjadi staf pengajar di University of Chicago dan memberi perhatian mendalam pada riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas penerbitan surat kabar,

George H. Mead (Filsafat dan Psikologi): ia banyak terpengaruh Dewey dan Cooley dengan menempatkan komunikasi sebagai basis sosialisasi. Melalui pendekatan ilmu jiwa sosial, Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi hubungan antarmanusia. Kurt Lewin (Psikologi): Lewin adalah ilmu wan Jerman keturunan Yahudi, mengajar di Universitas Berlin. Ketika Nazi berkuasa tahun 1933, ia melarikan diri dan masuk ke University of Iowa. Wilbur Schramm adalah salah seorang muridnya. Lewin, yang juga terpengrauh pemikiran Freud, dengan menggunakan studi eksperimen banyak mengkaji dinamika kelompok dalam hubungannya dengan

Carl I. Hovland (Psikologi Eksperimen): apabila pelopor komunikasi sebelumnya banyak dipengaruhi pemikiran Eropa, Hovland dapat dikatakan murni Amerika. Ketika PD II meletus, ia dipanggil kantor penerangan AS untuk mempelajari pengaruh film terhadap moral tentara. Hovland mengkaji pengaruh film dari segi kredibilitas sumber, penyajian pesan dalam satu sisi (one-side) atau dua sisi (two-side), aspek kekuatan dan efeknya terhadap tentara. Kelak, eksperimen Hovland banyak memberi manfaat dalam studi komunikasi persuasif.
Claude E. Shannon (Elektronika): lahir 1916, meraih gelar sarjana muda di Michigan dan meraih doctor dari MIT. Di sini, ia menjadi murid Norbert Weiner, walau tidak terlalu banyak berhubungan dengan dosennya itu. Sebagai sarjana elektronika, Shannon lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium Bell. Kontribusi Shannon terhadap ilmu komunikasi adalah tulisannya yang membicarakan teori informasi. Bersama Weaver, ia mengembangkan the Mathematical Theory of Communication, memperkenalkan model komunikasi yang kelak banyak dikutip sarjana komunikasi dan dipandang sebagai model komunikasi pertama yang dilukiskan secara visual.
Wilbur Schramm (Kesusastraan): lahir pada 1908, memperoleh gelar master dari Harvard University dan doktor bidang kesusastraan Amerika dari University of Iowa. la mengajar mata kuliah creative writing. Ketika PD II pecah, ia bekerja di kantor penerangan angkatan perang AS, di mana ia bertemu Lasswell. Empat tahun kemudian, ia pindah ke University of Ilionis, mendirikan lembaga pendidikan dan riset komunikasi. Di sini, Schramm pertama kali menerima mahasiswa program doktor dalam bidang komunikasi pada 1950. la mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir hayatnya, 1987. Schramm adalah orang pertama yang menjalin bidang-bidang ilmu sosial seperti psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, dan ekonomi untuk pengembangan ilmu komunikasi.

Everett M. Rogers (Sosilogi Pedesaan): meraih gelar master di Iowa University dan melanjutkan studinya di bidang sosiologi. Meraih doktor pada 1957, saat Scramm meluluskan doktor angkatan pertama di bidang ilmu komunikasi. Disertasi Rogers membicarakan difusi inovasi pada masyarakat pedesaan Iowa. Pada 1964, ketika pindah ke Michigan University, Rogers bersama David K. Berlo - Pengantar Ilmu Komunikasi 6 doktor komunikasi angkatan pertama yang diluluskan Schramm pada 1957 - membina jurusan ilmu

DEFINISI KOMUNIKASI
Dale Yoder dkk
Communication is the interchange of information, ideas, attitudes, thoughts, and/or opinions
Stoner dan Wankel
Communication as the procces by wich people attempt to share meaning via the transformation of symbolic message (komunikasi merupakan proses dengan mana orang-orang berusaha memberikan pengertian melalui penyampain pesan-pesan berupa lmbang.)
Dale S. Beach communication is the transfer imformation and understanding from person to person
Harold Koontz dkk
Communication as the transfer or information from the sender to receiver with the information being understood by the receiver ( komunikasi sbagai penyamapian informasi dari pengirim kepada penerima dan infromasi itu dimengerti oleh yang belakangan

TIGA KATEGORI DEFINISI KOMUNIKASI
Tahun 1976, Dance dan Larson mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan. Saat ini, jumlah itu telah meningkat lebih banyak lagi. Namun, Dance dan Larson mengidentifikasi tiga dimensi konseptual penting yang mendasari perbedaan dari ke-126 definisi temuannya itu. (1) Tingkat observasi atau derajat keabstarakannya: yang bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Yang bersifat terlalu khusus, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan pesan militer, perintah, dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir, dan sebagainya. (2) Tingkat kesengajaan: yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber entransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan definisi yang mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Code (1959), yang menyatakan komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih. (3) Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan: yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian. Sedangkan yang tidak menekankan keberhasilan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses transmisi informasi (lihat Littlejohn, 2002). Lantas jika demikian, bagaimanakah menurut Anda definisi komunikasi yang kita gunakan dalam modul ini - yaitu usaha penyampaian pesan antarmanusia - jika dilihat dari (a) tingkat observasi atau derajat keabstrakannya, (b) tingkat kesengajaannya, dan (c) tingkat keberhasilannya?

History
Sifat manusia untuk menyampakan keinginanya dan untuk mengetahui hasrat ornag lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambing-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk member arti setiap lambang-lambang dalam bentuk bahasa verbal.
Kapan manusia mulia mampu berkomunikasi dengan manusia lainya, tidak ada data otentik yang menerangkan hal itu. Hanya saja diperkirakan bahwa kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain secara lisan adalah suatu peristiwa yang berlangsung secra mendadak. Everett m Rogers (1986) menilai peristiwa itu sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu mengutarakan pikiranya secara tertulis.
Usaha-usaha manusia untuk berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk khidupan mereka dimasa lalu. Pendirian tempat-tempat pemukiaman di daerah aliran sungai dan tepi pantai, dipilih utnk memudahkan mereka dapat berkomunikasi dunia luar dengan memakai perahu, rakit, sampan. Pemukulan gong di Romawi dan pembakaran api yang mengepul asap di Cina adalah symbol-simbol komunikasi yang dilakukan oleh serdadu dimedan perang

diolah dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar